Oleh:
Syafiq
Syeirozi
Fundamentalisme, selama sekian tahun terakhir selalu
diidentikkan dengan radikalisme, ekstremisme, bahkan terorisme. Ironisnya,
selama beberapa tahun mutakhir bahkan lebih sering dilekatkan pada Islam ketimbang
agama lain, setidaknya sejak kasus terbunuhnya Presiden Mesir, Anwar Sadat,
pada Oktober 1981, saat melakukan apel militer.
Namun dewasa ini, seperti pernah ditulis oleh Syafiq Hasyim
dalam Jurnal Tashwirul Afkar edisi No. 13 tahun 2002, “Terasa hambar membincang
fundamentalisme Islam jika tidak dipertautkan dengan peristiwa serangan bunuh
diri penabrakan dua pesawat ke gedung WTC dan Pentagon (pusat pertahanan
Amerika).” Atau dalam konteks Indonesia, diskursus fundamentalisme Islam
senantiasa dihubungkan dengan peristiwa bom Bali I, Oktober 2002.
Fundamentalisme kerap dituduh sebagai akar ideologis yang
melahirkan terorisme. Wataknya yang eksklusif, mengklaim paling benar,
tekstual dalam memahami teks suci, totalistik, dan menempatkan masa lalu sebagai
kebenaran, aktif bergerak, hanya perlu sedikit “bumbu” legitimasi kekerasan
agar penganutnya bersedia melakukan aksi anarkistis.
Namun secara akademis, sesungguhnya istilah fundamentalisme
tidaklah lahir dari tradisi Islam melainkan dari gerakan protestanisme di
Amerika. Istilah fundamentalisme populer pertama kali untuk menjelaskan gerakan
militan dan konservatif Kristen pada tahun 1920 dalam usahanya melawan pengaruh
modernisme.
Fundamentalisme protestan, seperti ditulis oleh Richard T
Antoun, dalam buku Understanding
Fundamentalism: Christian, Islamic and Jewish Movements (2001), memiliki beberapa karakter di
antaranya; Pertama, percaya akan ajaran-ajaran pokok iman Kristen yang pada
dasarnya mencakup otoritas kitab suci, kelahiran Yesus dari perawan bunda
Maria, kembalinya Yesus secara fisik ke Dunia; Kedua, selalu berupaya menjaga
kemurnian ajaran pokok tersebut dari pengaruh ajaran lain dan bersedia
mengorbankan diri mereka demi keyakinannya.
Pada awal abad kedua puluh, mereka menyatakan perang terhadap
kaum modernis terutama terhadap pikiran-pikirannya mengenai bible dan ajaran
evolusi Darwin. Serangan kelompok fundamentalis terpusat pada dua bagian yang
sangat penting. Di kalangan denominasi (umat) besar seperti Babtis dan
Presbyterian, usaha terpenting diarahkan untuk membersihkan pengaruh modernisme
dan berusaha keras untuk melarang ajaran evolusi Darwin diajarkan di
sekolah-sekolah umum.
Dalam upayanya ini, kaum fundamentalis mengalami kegagalan
dan sejak itu menjadi kelompok terkucil. Namun kemudian mereka bisa menyusun
kembali kekuatan pada akhir dekade tahun 1920-an sebagai kekuatan moral yang
dominan.
Dalam pandangan Dr. Robert Setyo, pengajar Universitas
Kristen Duta Wacana Yogyakarta, dalam makalah bertajuk Fundamentalisme Kristen
(Protestan), sejarah fundamentalisme yang terpapar di atas merupakan
fundamentalisme fase pertama. Menurut dia, pada fase pertama, fundamentalisme
kerap dipandang sebagai sebagai reaksi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan,
khususnya berkenaan dengan studi Alkitab.
Dalam studi Alkitab memang sudah dikenal adanya upaya
menafsir secara historis-kritis sejak abad 17-an. Semakin lama studi semacam
ini menguat dan seiring dengan itu menimbulkan krisis kepercayaaan terhadap
otoritas Alkitab. Alkitab seolah dijadikan sebagai obyek penelitian belaka yang
bisa dibedah tanpa memedulikan otoritasnya.
Sementara kemajuan ilmu pengetahuan juga berkontribusi pada
melemahnya masyarakat dalam memercayai agama (masyarakat menjadi sekuler).
Kedua gejala ini memicu reaksi yang kemudian disebut sebagai fundamentalisme.
Reaksi yang bertujuan mengembalikan posisi yang semula dinikmati agama.
Sementara, fundamentalisme protestan fase kedua menurut
Robert Setyo, adalah fenomena politik di Amerika Serikat pada 2004 berupa
dukungan terhadap George W Bush untuk menduduki kursi Presiden AS kedua
kalinya. Tatkala pemerintahan Bush mengalami banyak guncangan terutama akibat
kebohongan adanya proyek senjata pemusnah masal di Irak yang menjadi alasan
bagi AS menyerang negeri seribu satu malam itu, sebenarnya banyak orang menduga
Bush mustahil terpilih lagi. Tetapi ternyata Bush kembali memenangkan pemilihan
Presiden secara mutlak.
Lalu mengapa hal ini disebut sebagaai gejala
fundamentalisme? Ternyata alasan yang dikemukakan para pemilih Bush adalah karena
Bush dianggap sebagai figur paling tepat untuk menjaga moralitas bangsa.
Sikapnya yang anti aborsi, homoseksual, percobaan stem cell, telah meyakinkan
para pemilihnya bahwa dia lah sosok yang dapat membawa AS keluar dari berbagai
tragedi yang banyak dialami bangsa AS. Tak sedikit orang yang mengaitkan
tragedi 9 September (pengeboman WTC dan Pentagon) dengan kebobrokan moral
bangsa AS. Tragedi itu adalah semacam hukuman Tuhan terhadap bangsa yang sudah
kehilangan kendali moral. Sehingga untuk mencegah tragedi semacam itu terulang,
AS perlu dipimpin oleh sosok dengan moralitas yang benar dan tegas terhadap
orang yang moralnya keliru seperti kaum homoseksual.
Karakter fundamentalisme sebenarnya bisa mengidap pemeluk
agama mana pun. Yang menjadi masalah, jika klaim kebenaran mutlak itu lantas
“dibumbui” dengan doktrin penghalalan darah kelompok lain yang dianggap salah.
Dalam kasus mutakhir, aksi pembantaian masal yang dilakukan Anders Behring
Breivik, pemuda Kristen fundamentalis di Norwegia pada pertengahan 2011, adalah
contoh fundamentalisme yang melahirkan terorisme.
Breivik mengidap ketakutan pada kelompok Islam hingga
kemudian melakukan aksi teror. Dan di persidangan ia tidak pernah merasa
bersalah atas aksinya itu. Sebaliknya ia percaya bahwa aksinya dibenarkan oleh
Tuhan.
+ komentar + 2 komentar
tulisan menarik
assalamualaikum wr.wb saya ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada KI JUMBOYO atas bantuan KI.
kini impian saya selama ini sudah jadi kenyataan dan berkat bantuan KI JUMBOYO pula yang telah memberikan
angka ritual kepada saya yaitu 4 angka dan alhamdulillah langsung tembus. sekali lagi makasih ya KI karna
waktu itu saya cuma bermodalkan uang 300 ribu dan akhirnya saya menang. Berkat angka GAIB hasil ritual KI JUMBOYO
saya sudah bisa buka usaha yaitu BENKEL MOBIL/MOTOR dan TOKO SEMBAKO kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari
sebelumnya,bagi anda yg ingin seperti saya silahkan HUB/SMS KI JUMBOYO di nomor hpnya: 082-314-266-999 ramalan KI memang memiliki ramalan GAIB” yang dijamin tembus.,
assalamualaikum wr.wb saya ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada KI JUMBOYO atas bantuan KI.
kini impian saya selama ini sudah jadi kenyataan dan berkat bantuan KI JUMBOYO pula yang telah memberikan
angka ritual kepada saya yaitu 4 angka dan alhamdulillah langsung tembus. sekali lagi makasih ya KI karna
waktu itu saya cuma bermodalkan uang 300 ribu dan akhirnya saya menang. Berkat angka GAIB hasil ritual KI JUMBOYO
saya sudah bisa buka usaha yaitu BENKEL MOBIL/MOTOR dan TOKO SEMBAKO kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari
sebelumnya,bagi anda yg ingin seperti saya silahkan HUB/SMS KI JUMBOYO di nomor hpnya: 082-314-266-999 ramalan KI memang memiliki ramalan GAIB” yang dijamin tembus.,
Posting Komentar