Konfusius,
yang nama aslinya ialah Kong Qiu pada awal kehidupannya dia menjabat sebagai
Walikota Zhong Du. Keberhasilan yang pernah dicapai Kong Qiu selama satu tahun
menjabat sebagai Walikota ialah jalan-jalan semakin aman, dan banyak rumah yang
merasa aman. Ini merupakan satu prestasi yang bagus bagi Kong Qiu, karena dalan
meemerintah ketika itu dia selalu mengingat dan mengamalkan ajaran Zhou, “jika
dalam setahun bisa ada kemajuan, maka dalam waktu tiga tahun akan lebih banyak
kemajuan”. Kemudian karena keberhasilan ia menjadi seorang Walikota, maka Lu
Dinggong penguasa Kerajaan Lu mengangkat ia menjadi seorang Menteri Hukum.
Salah satu sebab Lu Dinggong mengangkat Kong Qiu menjadi Menteri Hukum ialah
Raja dari Kerajaan Ji, yang bernama Yiru baru saja meninggal, anak tertua dari
Yiru bernama Ji Sunsi dan kedua Jendral pasukannya telah diangkat menjadi
Menteri, namun jabatan Menteri Hukum masih kosong, maka Lu Dinggong memilih
Kong Qiu untuk menjabat sebagai Menteri Hukum dan akhirnya tawaran itu diterima
oleh Kong Qiu. Tak lama setelah itu pada tahun 498 SM Kong Qiu menjadi Menteri
Urusan Dalam Negeri, karena sebelumnya Ji Sunsi mengundurkan diri dan menjadi
Perdana Menteri.Selama Lu Dinggo memerintah, kekuatan di kerajaan diserahkan
kepada tiga keluarga bangsawan (klan), yaitu: Jishi, Shushi, dan Mengshi.
Keberhasilan
dia menjadi seorang Menteri terlihat ketika adanya pertemuan aliansi antara Raja Lu dan Kong Qiu dengan Li Chu dan
Jing. Ketika itu dia berhasil merebut 3 kota dari wilayah Whenshang yang
direbut dari Kerajaan Lu 30 tahun yang lalu saat peperangan. Dia berhasil
merebut kembali 3 kota itu tanpa terjadinya pertempuran, artinya dengan jalan
damai. Karena itulah dunia ketika itu mulai mengenal sosok Kong Qiu.
Raja
Lu berkata: “Kong Qiu memang terlahir sebagai seorang biasa, namun dia juga
keturunan dari keluarga Bangsawan Song. Dia mampu memenangkan kembali tiga
wilayah kerajaan Lu tanpa menggunakan prajurit dan kereta tempur. Dia boleh
saja berasal dari keluarga biasa, tapi pemikirannya tentang kesopanan dalam
pemerintahan berhasil”. Dalam kehidupannya ia ditemani oleh murid-murid yang
setia, yaitu: Yan Hui, Zilu, Zigong, dan Zeng Chan.
Singkat
cerita, keberhasilan Kong Qiu dalam politik pemerintahan tidak selamanya
berjalan mulus, sehingga dia diusir oleh Rajanya. Ketika itu dia diberi sebuah
giok terbelah dua, itu pertanda perpisahan. Artinya sang Raja tidak
mengharapkan keadaan Kong Qiu di Kerajaan Lu. Akhirnya pada tahun 497 SM, Kong
Qiu meninggalkan Kerajaan Lu dan mulai mengembara dari satu Negara ke Negara
yang lainnya. Selama itu dia habiskan untuk mengajar di berbagai tempat, dan
bertemu dengan berbagai macam kelompok orang.
Pada
tahun 484 SM, Raja dari Kerajaan Lu mengirimkan sebuah batu giok yang utuh
kepada Kong Qiu, dan itu berarti dia kembali ke Kerajaan Lu dan mengakhiri
pengembarannya. Dia kembali ke Kerajaan Lu tidak lagi ikut campur dalam urusan
politik tetapi dia lebih menginginkan untuk mengajar kepada masyarakat
pemahaman tentang pendidikan, music, kemanusiaan, dan keselarasan. Setelah
sekian lama mengajarkan tentang etika dan yang lainnya, pada tahun 479 SM, Kong
Qiu meninggal di usia 73 tahun.
Kong
Qiu (Konfusius) ialah seorang pelopor pendidikan terhadap masyarakat ketika
itu. Ajaran-ajarannya disebarkan oleh para muridnya ke seluruh pelosok negeri.
Konfusius dan ajaran-ajarannya direalisasikan di berbagai aspek Peradaban China
Kuno dan menjadi symbol bagi Peradaban China Kuno tersebut. Dia menetapkan
standar dalam politik, moralitas, filsafat dan memiliki banyak pengaruh yang
mendalam terhadap kehidupan masyarakat China.
Posting Komentar